Donald Trump Luncurkan World Liberty Financial: Usaha Kripto Berisiko
By Diterbitkan pada: 13/04/2025

Dalam perubahan kebijakan perdagangan yang signifikan, Presiden AS Donald Trump telah membebaskan berbagai macam produk teknologi—termasuk telepon pintar, semikonduktor, komputer, dan barang elektronik konsumen—dari tarif yang berlaku saat ini. Langkah ini memberikan kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi industri yang telah lama tertekan oleh ketegangan perdagangan lintas batas dan gangguan rantai pasokan.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengonfirmasi bahwa barang-barang seperti modem, kartu penyimpanan, dioda, dan komponen semikonduktor lainnya tidak akan lagi dikenakan tarif timbal balik. Pengecualian ini berlaku surut sejak 5 April 2025, dan merupakan bagian dari jeda 90 hari yang lebih luas atas kenaikan tarif, yang mengurangi tarif menjadi 10% bagi negara-negara yang tidak melakukan tarif balasan terhadap barang-barang AS.

Pasar merespons pengumuman tersebut dengan cepat. Bitcoin melonjak 9% pada tanggal 9 April, menembus di atas $85,000 pada tanggal 12 April. S&P 500 juga membukukan kenaikan lebih dari 10% pada hari penangguhan tarif. Analis pasar mengaitkan reli tersebut dengan kepercayaan investor yang bangkit kembali dan peningkatan selera risiko.

"Perusahaan teknologi berkapitalisasi besar pada akhirnya akan menang jika semua ini selesai," demikian pernyataan pasar yang dimuat The Kobeissi Letter. Saham teknologi, yang terkait erat dengan pasar aset berisiko yang lebih luas, diantisipasi akan mendapatkan keuntungan dari penangguhan tarif.

Pasar kripto, yang secara historis berkorelasi dengan ekuitas teknologi yang tumbuh pesat, mencerminkan optimisme tersebut. Pelonggaran pembatasan perdagangan dianggap sebagai sinyal ekonomi makro yang dapat mendukung perluasan pasar kripto lebih lanjut.

Namun, beberapa komentator pasar tetap skeptis terhadap dampak jangka panjangnya. Pendukung Bitcoin Max Keiser berpendapat bahwa pengecualian tersebut tidak mungkin membalikkan kenaikan imbal hasil obligasi atau membantu menurunkan suku bunga. Pada tanggal 11 April, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik menjadi sekitar 4.5%, mencerminkan kecemasan investor yang terus-menerus atas ketidakpastian ekonomi.

Ekonom Raoul Pal menafsirkan kebijakan tarif sebagai sikap strategis yang bertujuan untuk mempercepat perjanjian perdagangan AS-Tiongkok. Meskipun pengecualian tersebut merupakan sinyal positif, kemungkinan tarif baru—terutama berdasarkan tinjauan Bagian 232 yang sedang berlangsung mengenai impor semikonduktor—membuat prakiraan jangka panjang menjadi tidak jelas.

Industri teknologi, pasar konsumen, dan aset digital semuanya akan diuntungkan dalam jangka pendek. Meskipun demikian, kompleksitas geopolitik yang sedang berlangsung memastikan bahwa perdagangan tetap menjadi variabel utama dalam dinamika pasar global.