Thomas Daniels
Setelah berbulan-bulan ditahan terkait penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung, kreator Telegram Pavel Durov, seorang multimiliarder, telah diberi izin sementara untuk meninggalkan Prancis menuju Dubai. Agence France-Presse (AFP) pertama kali memberitakan berita tersebut, dan pasar mata uang kripto langsung merespons.
Aset digital yang terhubung dengan Telegram Open Network (TON), Toncoin (TON), mengalami peningkatan volume perdagangan sebesar 15% setelah pengumuman tersebut. Dengan harga $3.34, mata uang tersebut masih menjadi komponen penting dari pertumbuhan blockchain Telegram. Lebih jauh, pada saat publikasi, harga Notcoin (NOT), mata uang kripto dengan metode tap-to-earn yang terhubung ke aplikasi mini Telegram, telah meningkat sebesar 12.7%.
Karena dugaan keterkaitan dengan kejahatan terorganisasi, terorisme, perdagangan narkoba, penipuan, pencucian uang, dan penyebaran konten pelecehan anak di jaringan tersebut, Durov, yang mendirikan Telegram pada tahun 2013, telah menjadi subjek penyelidikan yang sedang berlangsung. Ia ditangkap pada bulan Agustus 2024 dan dilarang meninggalkan Prancis hingga pengadilan investigasi baru-baru ini mengubah ketentuan pengawasannya.
Dalam pernyataan pada bulan September yang diunggah di saluran Telegram resminya, Durov mengatakan bahwa ia terkejut dengan tuduhan tersebut dan menuduh otoritas Prancis secara tidak adil meminta pertanggungjawaban CEO atas konten yang dibuat pengguna dengan menghindari saluran komunikasi formal. Ia menggarisbawahi dedikasi Telegram terhadap moderasi konten, dengan menunjukkan bahwa Telegram menghapus konten yang berbahaya setiap hari dan terus bekerja sama dengan LSM untuk mengatasi masalah yang mendesak.
Ekosistem mata uang kripto Telegram masih terus berkembang, dan hampir satu miliar penggunanya masih aktif meskipun ada masalah hukum. Tidak jelas apakah operasi Telegram atau nilai token yang digunakannya akan terpengaruh dalam jangka panjang oleh perkembangan hukum ini.
