
Putusan Bersejarah Pengadilan Shanghai tentang Mata Uang Kripto
Pengadilan Tinggi Shanghai telah secara resmi mengakui mata uang kripto sebagai properti menurut hukum Tiongkok, dengan mengutip "atribut properti" mata uang kripto dan menegaskan nilainya sebagai komoditas virtual. Namun, pengadilan menegakkan larangan ketat Tiongkok dalam memanfaatkan mata uang kripto untuk tujuan komersial, termasuk penerbitan token dan perdagangan spekulatif, menurut putusan tersebut.
Latar Belakang Kasus: Sengketa Token Antar Perusahaan
Keputusan pengadilan tersebut bermula dari perselisihan tahun 2017 antara sebuah perusahaan pengembangan pertanian, yang disebut sebagai Perusahaan X, dan sebuah perusahaan manajemen investasi, Perusahaan S. Selama booming pasar mata uang kripto, kedua entitas tersebut menandatangani “Perjanjian Inkubasi Blockchain” yang bertujuan untuk meluncurkan token.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan S setuju untuk menyusun white paper dan mengawasi penerbitan token, yang mana Perusahaan X membayar biaya layanan sebesar 300,000 yuan (sekitar $41,000). Namun, hingga tahun 2018, tidak ada token yang diterbitkan. Perusahaan S mengaitkan penundaan tersebut dengan persyaratan pengembangan aplikasi tambahan di luar cakupan perjanjian. Karena tidak puas, Perusahaan X berupaya untuk mengakhiri kontrak dan menuntut kembali pembayarannya.
Pengadilan Rakyat Distrik Songjiang memutuskan perjanjian tersebut tidak sah, dan menyebut penerbitan token sebagai aktivitas keuangan ilegal yang setara dengan penggalangan dana publik yang tidak sah. Kedua belah pihak dinyatakan bersalah, tetapi Perusahaan S diperintahkan untuk mengembalikan biaya layanan sebesar 250,000 yuan.
Status Hukum Mata Uang Kripto di Tiongkok
Kasus ini menyoroti kerangka hukum yang bernuansa untuk mata uang kripto di Tiongkok. Meskipun mata uang virtual dianggap sebagai properti dan dapat dimiliki secara hukum oleh individu, aktivitas komersial yang melibatkan mata uang tersebut—seperti perdagangan, peluncuran token, atau investasi spekulatif—sangat dilarang.
Pendekatan hukum ini mencerminkan upaya Tiongkok yang lebih luas untuk mengurangi ketidakstabilan keuangan dan mencegah skema penipuan dan pencucian uang yang terkait dengan mata uang kripto. Pengadilan menegaskan kembali bahwa terlibat dalam usaha bisnis terkait kripto tanpa otorisasi yang tepat mengandung risiko hukum yang signifikan.
Implikasi yang Lebih Luas bagi Industri Kripto
Putusan tersebut menggarisbawahi sikap "tekanan tinggi" Tiongkok terhadap aktivitas mata uang kripto spekulatif untuk menjaga stabilitas keuangan. Putusan ini menjadi pengingat yang jelas tentang konsekuensi hukum dari ketidakpatuhan terhadap peraturan keuangan Tiongkok.
Hakim ketua menekankan bahwa kontrak yang melanggar hukum keuangan kemungkinan besar akan dibatalkan, sehingga hanya menyisakan sedikit jalan hukum bagi pihak-pihak yang terlibat. Keputusan ini menandakan bahwa entitas harus berhati-hati saat menavigasi lanskap hukum China yang rumit terkait mata uang kripto.