Thomas Daniels

Diterbitkan pada: 16/03/2025
Bagikan itu!
By Diterbitkan pada: 16/03/2025

Kaito AI, platform kecerdasan buatan yang berfokus pada kripto, dan pendirinya, Yu Hu, menjadi korban serangan siber terkoordinasi pada tanggal 15 Maret. Pelanggaran tersebut menandai peningkatan taktik peretasan media sosial, yang menyimpang dari penipuan tradisional yang mempromosikan token palsu.

Peretas menguasai X akun yang terkait dengan Kaito AI dan Yu Hu, dengan mengeposkan pesan menyesatkan yang secara keliru mengklaim dompet Kaito telah dibobol. Para penyerang mendesak pengguna untuk menarik dana, dengan harapan memicu aksi jual panik.

Upaya Manipulasi Pasar Melalui Shorting Token KAITO

Menurut penyelidik blockchain DeFi Warhol, para penyerang secara strategis membuka posisi short pada token KAITO sebelum menyebarkan informasi palsu. Hal ini menunjukkan upaya terencana untuk menurunkan harga token, sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan dari jatuhnya pasar yang diakibatkannya.

Tim AI Kaito kini telah mendapatkan kembali kendali atas akun-akun yang terpengaruh, meyakinkan pengguna bahwa dompet token Kaito tidak disusupi dalam serangan tersebut. Perusahaan tersebut menekankan bahwa langkah-langkah keamanannya kuat, yang menunjukkan bahwa eksploitasi tersebut sejalan dengan pelanggaran akun X yang baru-baru ini menjadi sorotan.

Meningkatnya Ancaman Siber di Industri Kripto

Insiden ini menggarisbawahi meningkatnya frekuensi dan kecanggihan ancaman siber yang menargetkan ruang kripto. Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah peretasan media sosial dan penipuan rekayasa sosial telah mengguncang industri:

  • Pelanggaran Akun Pump.fun X (26 Februari): Para peretas menyusup ke akun X platform peluncuran yang adil untuk mempromosikan token palsu, termasuk token tata kelola palsu bernama "Pump." Analis blockchain ZackXBT menghubungkan serangan itu dengan pelanggaran sebelumnya yang melibatkan Jupiter DAO dan DogWifCoin.
  • Peringatan Regulator Kanada (7 Maret): Komisi Sekuritas Alberta memperingatkan publik tentang penipuan kripto, CanCap, yang menggunakan artikel berita deepfake dan dukungan palsu dari politisi Kanada—seperti Perdana Menteri Justin Trudeau—untuk menarik korban.
  • Penipuan Zoom yang Disponsori Negara oleh Lazarus Group: Kelompok peretas Korea Utara telah menyamar sebagai pemodal ventura dalam rapat Zoom, memikat target agar mengunduh perangkat lunak berbahaya. Setelah terinstal, malware tersebut mengekstrak kunci pribadi dan data sensitif lainnya dari perangkat korban.

Seiring dengan semakin canggihnya taktik para pelaku kejahatan dunia maya, pengguna dan organisasi kripto harus tetap waspada terhadap ancaman yang terus berkembang. Langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan dan kewaspadaan yang tinggi sangat penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh eksploitasi yang semakin canggih ini.