Thomas Daniels
Canary Capital, sebuah perusahaan investasi baru yang berfokus pada kripto, telah mengajukan pendaftaran dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk meluncurkan ETF Litecoin. Langkah ini menandakan dorongan agresif untuk membawa mata uang kripto yang terinspirasi Bitcoin ke Wall Street. Pengajuan tersebut, yang menyertakan Formulir S-1, memformalkan tawaran perusahaan untuk mendaftarkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung oleh Litecoin (LTC), aset digital terkemuka.
Canary Capital didirikan oleh Steven McClurg, mantan eksekutif Valkyrie dan tokoh penting dalam bidang investasi mata uang kripto. Pengajuan terbaru ini mengikuti upaya terkini perusahaan untuk memasuki pasar ETF, termasuk tawaran bersama dengan Bitwise untuk ETF XRP spot dan peluncuran Canary HBAR Trust, dana swasta yang didedikasikan untuk Hedera.
Litecoin, salah satu aset blockchain paling awal, diluncurkan pada tahun 2011 sebagai alternatif yang "lebih ringan" untuk Bitcoin. Saat ini diperdagangkan pada harga hampir $70 per koin dengan kapitalisasi pasar melebihi $5.25 miliar, LTC berada di peringkat ke-27 di antara 100 mata uang kripto teratas. Kesamaannya yang sudah lama ada dengan Bitcoin dan klasifikasinya di luar undang-undang sekuritas, seperti yang dicatat oleh Ketua SEC Gary Gensler pada tahun 2018, dapat meningkatkan peluang persetujuan untuk ETF yang diusulkan.
Peningkatan pengajuan ETF kripto telah menjadi tren penting pada tahun 2024, terutama setelah disetujuinya beberapa ETF Bitcoin spot pada bulan Januari dan ETF Ethereum spot pada bulan Juli. Sementara aset lain seperti Solana dan XRP milik Ripple telah dianggap sebagai kandidat utama untuk pencatatan ETF, ketidakpastian regulasi terus membayangi jalan ke depan, terutama mengingat sikap hati-hati SEC terhadap produk mata uang kripto.
Masuknya Canary Capital ke dalam persaingan spot LTC ETF menyoroti meningkatnya permintaan akan instrumen investasi mata uang kripto yang beragam. Namun, apakah SEC pada akhirnya akan menyetujui produk tersebut masih menjadi pertanyaan terbuka, mengingat pendekatan lembaga tersebut yang secara historis tertutup terhadap regulasi kripto.
