
BtcTurk, pertukaran mata uang kripto terkemuka yang berbasis di Turki, baru-baru ini mengalami perkembangan yang signifikan serangan Cyber menyebabkan akses tidak sah ke beberapa dompet panasnya. Pelanggaran ini mengakibatkan pencurian berbagai saldo mata uang kripto dari platform.
Menurut pernyataan resmi dari BtcTurk, bursa tersebut segera mendeteksi pelanggaran keamanan. Peretas berhasil menyusup dan mencuri aset dari sejumlah dompet panasnya, yang berdampak pada setidaknya sepuluh mata uang kripto yang berbeda. Meskipun mengalami kemunduran ini, BtcTurk meyakinkan penggunanya bahwa sebagian besar cadangan kriptonya, yang disimpan dengan aman di dompet dingin, tidak terpengaruh. Pertukaran tersebut menekankan bahwa posisi keuangannya tetap kuat, jauh melebihi jumlah yang dikompromikan, sehingga melindungi aset pengguna dari potensi kerugian finansial.
Menanggapi insiden tersebut, BtcTurk untuk sementara menghentikan semua penyetoran dan penarikan mata uang kripto. Tim teknis bursa bekerja dengan tekun untuk menyelesaikan pelanggaran dan memulihkan fungsionalitas platform secara penuh. Pada saat yang sama, BtcTurk sedang melakukan penyelidikan menyeluruh atas serangan tersebut dan bekerja sama dengan otoritas terkait untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Lanskap Kripto yang Berkembang di Turki
Turki telah muncul sebagai pemimpin global dalam kepemilikan mata uang kripto. Menurut laporan terbaru dari Triple-A, Turki menempati peringkat ketiga di dunia dalam persentase pemilik kripto, dengan 19.3% populasi terlibat dalam aktivitas kripto. Uni Emirat Arab memimpin dengan 25.3%, diikuti oleh Singapura dengan 24.4%.
Secara historis, volatilitas lira Turki telah mendorong banyak warga negara untuk berinvestasi dalam mata uang kripto sebagai lindung nilai terhadap devaluasi mata uang. Tren ini didukung oleh infrastruktur fintech seluler Turki yang canggih dan adopsi platform pembayaran digital secara luas, menjadikannya pemain kunci di pasar mata uang kripto regional.
Dalam perkembangan legislatif baru-baru ini, anggota parlemen Turki secara aktif berupaya mereformasi sistem perpajakan negaranya sebagai respons terhadap tekanan finansial yang diperburuk oleh gempa bumi tahun lalu. Di antara langkah-langkah yang diusulkan adalah pajak 0.03% pada transaksi mata uang kripto, yang bertujuan untuk menghasilkan sekitar 3.7 miliar lira setiap tahunnya. Inisiatif ini berpotensi mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap mata uang kripto sebagai strategi investasi hemat pajak di kalangan warga Turki.