Meskipun mata uang kripto tumbuh pesat, CEO Bank of New York Mellon Robin Vince tetap yakin bahwa dolar AS akan terus mendominasi sistem keuangan global. Dalam wawancara terbaru di Yahoo Finance, Tawaran Pembukaan podcast, Vince menepis anggapan bahwa aset digital seperti Bitcoin siap menggantikan dolar dalam waktu dekat.
Ketahanan Dolar di Tengah Pertumbuhan Kripto
"Saya tidak berpikir dolar akan bergerak ke mana pun," kata Vince, mengakui minat yang meningkat terhadap mata uang kripto tetapi menggarisbawahi keterbatasannya sebagai pengganti mata uang fiat tradisional. Sebagai CEO BNY Mellon, bank tertua di AS yang didirikan oleh Alexander Hamilton pada tahun 1784, pandangan Vince memiliki bobot yang signifikan dalam sektor keuangan.
Sejak mengambil alih pimpinan BNY Mellon pada tahun 2022, setelah berkarir cemerlang di Goldman Sachs, Vince telah menyaksikan meningkatnya pengaruh aset digital. Dengan mata uang kripto yang memiliki kapitalisasi pasar kolektif sebesar $2 triliunโ$1.4 triliun di antaranya berasal dari Bitcoinโia menyadari daya tariknya yang terdesentralisasi dan ketahanannya terhadap intervensi pemerintah. Namun, ia menekankan bahwa volatilitas mata uang digital menimbulkan risiko bagi investor, dan memperingatkan agar tidak terlalu banyak berinvestasi pada aset tersebut.
Investasi Institusional Meningkat, Namun Ketidakpastian Tetap Ada
Perkembangan terkini, seperti persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS atas ETF Bitcoin dan Ethereum, telah membuka jalan bagi keterlibatan institusional dalam pasar mata uang kripto. Meskipun hal ini menandakan semakin diterimanya aset digital, Vince tetap berhati-hati tentang perannya yang lebih luas. "Apakah seseorang ingin menginvestasikan semua uangnya dalam koin tertentu adalah hal yang sedikit berbeda," katanya, menyoroti ketidakpastian aset-aset ini.
Mata Uang Kripto dalam Kebijakan Keuangan AS
Tokoh politik seperti mantan Presiden Donald Trump dan mantan kandidat presiden dari Partai Republik Vivek Ramaswamy telah menyatakan dukungan kuat terhadap mata uang kripto, bahkan mengisyaratkan potensinya untuk memengaruhi kebijakan Federal Reserve. Namun, Vince lebih menyukai pendekatan yang lebih terukur, dengan memandang teknologi blockchain dan sistem buku besar terdistribusi sebagai inovasi yang akan membentuk kembali manajemen aset tradisional, tetapi bukan sebagai ancaman langsung terhadap hegemoni dolar.
"Cara kita memperlakukan dan memastikan bahwa dolar beroperasi secara efisien dan efektif dalam sistem keuangan dunia akan berkembang," kata Vince, menegaskan kembali komitmen BNY Mellon untuk beradaptasi dalam lanskap keuangan digital yang terus berkembang. Namun, menurut pandangannya, mata uang kripto tidak mungkin menggulingkan dolar AS dari posisi dominannya dalam waktu dekat.